Kamis, 05 Juli 2012

PUISI ILALANG TEPI SUNGAI.....

Aku bergumul.....
dalam pusaran arus deras..terjam dan curam...

Gulita...
Nestapa...
Tentu saja darah dan air mata...

Aku berontak....
mencoba meraih tepian cadas...
Berharap sebuah rimbun kokoh menyambut gapai putus asaku...

Aku menghirup nafas dalam setelah lama dalam lumpur dan gelap tanpa oksigen..
Dalam tanganku tergenggam rimbun .... dengan penuh harap akan jawaban asa...

Tercekatku...

Ternyata.....
Serumpun ilalang...
dan tentu saja....

Sebentar lagi...Aku harus kembali bergumul....


PUISI SELIMUT DOA....

Setahun lalu...

Aku terdampar dalam atmosfir pekat penuh jelaga....
begitu hitam dan penuh desis bisa....
beraroma sangit anyir dosa....

Aku terbuai...
meski hangatnya semu terbungkus sepoi
dan nuansa neraka terbias surga terderai...

aku tercekat kini...
Bisa itu masuk membunuh manisku...
membiaskan iblis dalam senyum dan tangisku...
Aku berlari telanjang...penuh jelaga hitam pekat beraroma busuk penuh noda...

Dingin menyeruak tulang sampai ke dasar lara... 
Aku menengadah ke langit...Menggigil...dalam derai sedu sedan lara...
melewati bulan dan bintang di tebaran malam....

DIA masih menyediakan selimutNYA... tetap dalam dekat...
Masih....
aku menggapainya  Lewat Doa Doa... 

Berharap
Jelaga yang membuatku ternoda ini...
Terhapus....

Semoga....

PUISI BUNGA UNTUKMU NAY....

aku memelukmu waktu itu... sedanku tertahan dalam pekat... 
aku mengelusmu waktu itu... mencoba menentukan yang terbaik untukmu...
aku masih ingat detilmu nay..
aku masih berharap waktu itu ada yg berkata jangan...

coba aku punya nyali kuat untuk berontak tidak
coba aku punya asa bahwa segalanya akan baik baik saja...

aku punya imam nay... dan dia berperan besar dalam keputusan akanmu...aku cuman makmum
aku punya nahkoda nay... yang seharusnya lebih lantang berkata bahwa itu akan membawa badai karena aku menabur angin...
sampai sekarang nay...
dalam pekat malam..aku berbisik untukmu..

sampai sekarang nay...
aku tak tahu harus membiaskan wangi kemana untukmu...

Kutitipkan lewat angin dalam sepoi di beranda dalam balutan malam ...
Kubisikkan dalam desah doa di sela menangisku ke Illahi robb..
Maafkan aku Nay....

PUISI SERPIHAN LARA...

Kala itu...
Ada sedikit perih... sedikit saja
Itu pun tersudut dipojokan bilik hatimu yang sudah begitu reotnya.

Kala itu...
tidak ada lirikan sedikitpun...
Terbiarkan  dalam onggokan kecil...tetap disudut pojokan bilik yang makin reot..

Ketika aku semakin khidmat akan sibukku....
dan benar benar tidak ada sentuhan untukmu wahai lukaku...
Perihmu melebar ...!!!
bilikmu terserpih sudah... !!!
Kecil tak berbentuk puing sedikitpun...

 
Seharusnya..
perih itu bisa membias...

Seharusnya...
aku menyekanya dengan sedan ibaku...

Seharusnya.... 


***test ting ****